Travelingkuy88 - Pandemi Covid-19 membuat dunia perhotelan lumpuh karena tidak adanya pengunjung, apalagi di daerah pegunungan, termasuk Trawas di Mojokerto, Jawa Timur. Pada awal pandemi, pihak Grand Whiz Hotel Trawas buat terobosan dengan membuat Jungle Cafe.
"Berdirinya Jungle Cafe jadi satu terobosan baru bagi kami yang bekerja di dunia hospitality. Jadi bisnis kami di dunia perhotelan," ujar Food and Beverages Manager, Devi.
Mereka kemudian memanfaatkan lahan yang mereka miliki yang tidak cukup luas. Awal berdiri hanya mampu menampung sekitar 40 orang pengunjung.
"Dengan menerapkan konsep outdoor, Jungle Cafe tetap menerapkan protokol kesehatan, bahkan sebelum ada CHSE. Kami sudah menerapkan yang namanya New Normal," tutur Devi.
Dengan penerapan protokol kesehatan, para pengunjung pun merasa aman dan nyaman. Dari situ secara perlahan Jungle Cafe mulai mempunyai warna tersendiri, terutama dengan konsep fresh air, udara yang segar. Para pengunjung pun mulai berdatangan.
"Dan kami juga menyediakan minuman dan makanan yang berkualitas juga, ada live cooking juga yang diiringi dengan live music setiap harinya. Jungle Cafe berhadapan langsung dengan pegunungan yang fenomenal di Trawas, yaitu pegunungan Penanggungan," kata Devi.
Memandang Alam
Devi menyebutkan, Jungle Cafe dikelilingi tiga pegunungan, selain Gunung Penanggungan, terdapat dua gunung yang lain, yaitu Welirang dan Arjuna. Devi mengklaim Jungle Cafe memiliki banyak keistimewaan, terutama alamnya yang sangat mendukung.
"Sepanjang kita duduk di Jungle Cafe, kita memandang alam yang sangat luar biasa, pegunungan, sawah, bahkan hutan bambu. Banyak burung yang beterbangan di atas Jungle Cafe, seperti elang," lanjut Devi.
Selain itu, Jungle Cafe juga didukung dengan fasilitas kamar karena mereka berkolaborasi dengan Grand Whiz Hotel Trawas. Junggle Cafe juga menerapkan program CHSE. Pihaknya juga sudah melakukan sertifikasi CHSE dan PeduliLindungi
"Satu kebanggaan bagi kami dan kami juga mendapatkan penghargaan juga dari pemerintah kabupaten bahwa hotel kami adalah tempat yang menjadi percontohan untuk protokol kesehatan dan CHSE," ujarnya.
Jungle Camp dan Jungle Lounge
Banyaknya pengunjung yang datang, kata Devi, akhirnya Jungle Cafe menelurkan sisternya, yaitu Jungle Camp, ada Jungle Lounge. Jungle Cafe memiliki keunikan, tempat duduk pengunjung seperti iglo.
"Kalau Anda tahu ada iglo di kutub utara, itu yang kita bawa. Kita pasang di Jungle Camp, tapi dengan gemerlap lampu. Itu kami buka di waktu malam hari," kata Devi yang menyebut, pihaknya membuka outlet lain, seperti Cafe Tenda Surabaya, Jungle Cafe Kediri, Jungle Cafe, Jungle Cafe Bromo, ada juga Bali Cafe, tapi bukan di bali, melainkan di Malang, serta Sehati Cafe. "Semuanya premium atau high class-nya Jungle Cafe," imbuhnya.
Devi berkata, kalau boleh dibilang Jungle Cafe jadi salah satu main business yang menetas saat pandemi. Kelebihan lain Jungle Cafe adalah parkiran yang hanya dikenakan biaya dua ribu rupiah, mau itu motor maupun mobil.
"Kami tidak ingin berbisnis di parkirannya, kami ingin berbisnis wisata Jungle Cafe yang menjadi main bisnis kami. Jadi, kami tidak ada tiket masuk," kata Devi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar