Selasa, 27 April 2021

Kenalan dengan Paus Abu-abu, Rajanya Migrasi Megafauna Laut


Travelingkuy99
- Gray whale atau paus abu-abu merupakan hewan laut yang dinobatkan sebagai 'juaranya migrasi hewan'. Mereka bisa bermigrasi dengan jarak yang sangat jauh.

Dirangkum detikcom gray whale atau paus abu-abu bepergian secara berkelompok dan bisa berenang sejauh 12.430 mil (20 ribu km) dari rumah musim panas mereka di perairan Alaska ke perairan yang lebih hangat di lepas pantai Meksiko.

Hewan ini bisa tumbuh hingga panjangnya 152 meter dengan berat 36-40 ton dan usia mencapai 70 tahun. Sesuai dengan namanya, paus ini berwarna abu-abu.

Andai diperhatikan seksama, permukaan tubuh dari paus ini kasar seperti ada bebatuan di kepala dan tubuhnya. Itu disebabkan oleh parasit dan organisme lain yang menempel di tubuhnya.

Hewan laut ini mempunyai banyak fakta menarik lainnya. Mereka makan dengan menangkap mahkluk kecil dari dasar laut, kemudian menyaring makanan dengan balinnya (saringan seperti sisir yang ada di rahang atas). Sepotong balin paus panjangnya sekitar 0,5 meter dan konstistensinya seperti kuku.

Sama seperti paus lainnya, paus abu-abu muncul ke permukaan untuk bernafas. Sehingga saat migrasi bisa kita lihat di pantai barat Amerika Utara. Mereka bermigirasi untuk mencari tempat makan dan kawin.

Hewan yag masuk mamalia ini menjadi dewasa secara seksual diantara 6-12 tahun dengan rata-rata usia dewasa sampai 8-9 tahun. Setelah hamil 12-13 bulan, betina akan melahirkan 1 ekor paus muda. Paus kecil yang baru lahir ini memiliki panjang sekitar 14-16 kaki (4,2- 5 meter) dengan berat 2.000 pound (900 kg).

Sedihnya, paus ini pernah menjadi target perburuan ekstensif, dan pada awal abad ke-20 mereka berada dalam bahaya kepunahan yang serius. Saat ini, paus abu-abu dilindungi oleh hukum internasional, dan jumlahnya terus bertambah.

Pada tahun 1994, paus abu-abu telah dihapus dari daftar spesies yang terancam punah di Amerika Serikat. Ada beberapa kasus yang membahayakan mamalia laut raksasa ini.

Seperti terjerat perangkat nelayan, tabrakan kapal, aktivitas pengamatan paus (untuk rekreasi), bisingnya bawah laut, degradasi habitat, dan perubahan iklim. Semua hal itu mengancam kehidupan paus abu-abu, juga paus lainnya.

NOAA Fisheries pun mengeluarkan data pengamatan mereka. Diperkirakan kurang dari 300 ekor berdasarkan data identifikasi foto yang dikumpulkan dari Pulau Sakhalin dan tenggara Kamchatka, Rusia.

Ragam konservasi pecinta hewan dan laut pun beramai-ramai memberikan pengetahuan tentang hewan ini. Mulai dengan mengurangi alat tangkap komersial dan rekreasi, merespon paus yang mati, terluka atau terjerat. Serta, mendorong pengamatan paus abu-abu yang memang legal dan untuk pendidikan. Juga meminimalkan efek gangguan kapal, kebisingan, dan jenis dampak manusia lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar