Travelingkuy88 - Maros menjadi salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, dan bertetangga dengan Kabupaten Gowa dan Bone di sebelah timur.
Letaknya yang berbatasan langsung dengan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar, menjadikan Kabupaten Maros masuk dalam proyek pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata. Proyek tersebut menguntungkan bagi perkembangan kabupaten yang berpenduduk 391.774 jiwa pada 2020 itu.
Kabupaten ini memiliki luas 1.619,11 kilometer persegi ini, terbagi ke dalam 14 kecamatan. Kabupaten Maros juga memiliki sarana transportasi udara terbesar se-kawasan timur Indonesia, yakni Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin. Hal lainnya adalah mangga menjadi komoditi terbanyak yang diproduksi Maros, yakni mencapai 73.523 kuintal.
Apa lagi fakta menarik dari Kabupaten Maros? Liputan6.com merangkum enam di antaranya dari berbagai sumber.
1. Asal Mula Maros
Dahulu, Kabupaten Maros dikenal sebagai wilayah Kerajaan Marusu. Kerajaan ini dipengaruhi dua kerajaan tetangga, yakni Kerajaan Bone dan Kerajaan Gowa, karena Maros dinilai sangat potensial. Mayoritas suku yang mendiami Kabupaten Maros adalah Suku Bugis dan Suku Makassar.
2. Upacara Adat
Upacara adat Kabupaten Maros masih berhubungan dengan Kerajaan Marusu. Upacara adat tersebut masuk ke dalam kalender wisata pemerintah Kabupaten Maros. Ada tiga upacara adat yang digelar mengikuti siklus tanam pertanian.
Dimulai dengan upacara adat Appalili atau awal tanam, biasanya dilakukan sebagai tanda awal musim tanam yang terjadi di musim penghujan. Upacara ini melibatkan masyarakat setempat dan mengundang tamu-tamu kehormatan.
Upacara adat kedua dinamai Katto Bokko, yakni tradisi memanen padi. Katto Bokko merupakan jenis padi Banda, hasil tanam di sawah adat Kerajaan Marusu.
Terakhir adalah upacara upacara appaddendang atau syukuran panen raya. Setahun sekali upacara adat dilakukan dengan mengarak dari sawah hingga ke rumah adat Balla Lompoa Karaeng Marusu.
3. Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung
Taman Nasional Bantimurung terletak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros, sekitar 45 kilometer dari Kota Makassar. Taman Nasional ini terkenal hingga mancanegara karena terdapat habitat kupu-kupu yang menawan. Seorang naturalis Inggris, Alfred Russel Wallace pernah meneliti kupu-kupu langka di wilayah ini, seperti spesies Pailio Androcles, pada 1856--1857.
Di taman nasional ini juga dibangun Museum Kupu-Kupu. Tetapi, taman nasional ini juga dihuni banyak flora an fauna lainnya. Pada 2019, Taman Nasional Bantimurung menerima penghargaan sebagai ASEAN Heritage Park dalam acara Sixth ASEAN Heritage Park Conference.
4. Taman Prasejarah Leang Leang
Taman Prasejarah Leang Leang atau Gua Leang Leang terletak di kawasan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Dulunya, gua ini merupakan tempat tinggal manusia purba daerah ini pada 6000 hingga 50.000 tahun yang lalu.
Di dalam gua ini terdapat lukisan pada dinding gua yang diperkirakan berusia 5000 tahun SM. Lukisan tersebut ditemukan oleh Leang Pettae dan Petta kere. Para ahli menyebut peninggalan ini sebagai bukti dari kebudayaan Toala.
5. Desa Wisata Rammang-Rammang
Desa Wisata Rammang-Rammang berada di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros. Desa ini dipenuhi bentangan pegunungan kapur yang menjadi pegunungan kapur terluas kedua setelah China.
Rammang-Rammang menjadi bagian dari Geopark Maros-Pangkep. Di desa ini Anda dapat menyusuri Sungai Putai dengan menggunakan perahu dengan tujuan Kampung Berua.
Selain itu, desa ini dikenal dengan atraksi budaya tari tradisional Paduppa untuk menyambut tamu. Masyarakat setempat juga menghidangkan kuliner seperti abon telur, ikan bandeng tanpa tulang, dan ikan kambu.
6. Makanan Khas
Roti Maros menjadi salah satu makanan khas kabupaten ini. Dulunya, makanan ini diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah. Seiring perkembangan zaman, makanan ini berkembang menjadi produksi industri yang tak terbatas kelas.
Bentuk roti ini bulat dengan isian selai srikaya. Biasanya ditambahkan vanili atau pandan untuk pewangi roti. Penyajian roti ini seperti roti sobek yang terbagi menjadi sembilan hingga dua belas buah. Roti ini cocok menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Maros.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar