Sabtu, 12 Juni 2021

Bedanya Menginap di Resort, Liveaboard, dan Homestay Raja Ampat

 


Travelingkuy99 - Ekoturisme atau pariwisata berkelanjutan jadi sektor andalan di Raja Ampat, Papua Barat. Ini bedanya kalau kamu menginap di resort, kapal liveaboard, dan homestay.

Terdapat beberapa pelaku usaha wisata di Raja Ampat yaitu investor atau biasa juga disebut operator, kelompok sadar wisata, dan masyarakat lokal. Investor adalah pemilik resort selam, kapal pesiar (kapal liveaboard).

Resort pada umumnya memiliki dua tipe kamar yaitu standar dan VIP. Beda dari keduanya adalah dari ukuran kamar, ranjang dan fasilitas pendingin ruangan.

Kelebihan resort dan kapal liveaboard adalah memiliki fasilitas menyelam atau snorkeling lengkap, dan sudah include satu paket, sehingga tamu tidak perlu menyewa lagi.

Selama beraktivitas mengarungi laut Raja Ampat, kapal liveaboard harus berjarak sekitar 200 meter dari spot selam atau spot wisata dan tidak boleh buang jangkar. Nantinya, speedboat yang akan mengantarkan para turis ke spot diving.

Kapal liveaboard juga harus hati-hati agar tidak mengganggu penyelam aktivitas menyelam dan snorkeling, serta memastikan tamunya berenang menjauh dari terumbu karang saat dijemput.

Kapal liveaboard juga tidak boleh membuang sampah sembarangan, limbah harus dibawa secara higienis selama pelayaran, sampah yang sulit terurai dibawa ke pelabuhan.

Homestay atau rumah inap dikelola oleh kelompok sadar wisata atau masyarakat setempat. Menginap di homestay jadi pilihan untuk menginap dengan biaya ekonomis buat traveler yang mau liburan ke Raja Ampat.

Homestay berbentuk rumah panggung sederhana berbahan kayu, berdinding dan beratap daun nipah, dengan lantai dari kayu palem. Adapula homestay yang berdinding dan beratap daun sagu.

Homestay biasanya diterangi lampu listrik dari petang hingga pukul 10 malam dengan genset atau dengan lampu solar sel.

Buat traveler yang akan menginap di homestay Raja Ampat sebaiknya membawa alat snorkeling sendiri, karena tidak semua homestay milik masyarakat lokal memiliki peralatan menyelam.

Fasilitas menginap di homestay milik warga lokal yaitu makan 3 kali sehari. Tentu saja menunya berupa masakan rumahan, sayuran segar dari kebun atau ikan segar hasil memancing.

Biasanya pagi singkong goreng atau sukun goreng dengan minuman teh atau kopi. Siang dan makan malam dengan menu nasi lauk tumis kangkung bunga pepaya dengan ikan goreng dan sambal, yang dimasak menggunakan minyak kelapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar